Hemat Air Untuk Kehidupan Selamatkan Masa Depan

Facebook
Twitter
LinkedIn

Daftar Isi

Mengenal Air Sebagai
Sumber Kehidupan


Belakangan ini, suhu
udara terasa panas sekali. Kamu kerasa ngga?

Aku jadi lebih mudah
berkeringat meskipun hanya melakukan pekerjaan dirumah dan halaman. Karena
panas, nikmat sekali rasanya berlama-lama mandi dan banyak minum.

“Eh ngomongin air,
sebelumnya sudahkah kamu mengenal air dengan baik?”

“Dan tahukah kamu kalau
sekarang, air sedang tidak baik-baik saja
?”

Pastinya udah pada
tahu donk, kalau air merupakan komponen penyusun utama
kehidupan.
 Dimana setiap makhluk hidup termasuk manusia, itu butuh air
untuk mempertahankan kelansungan hidupnya. Manusia menggunakan air untuk
berbagai keperluan. Dari utamanya dikonsumsi sebagai air minum, hingga untuk
keperluan rumah tangga.

Sebenarnya air sudah
tersedia melimpah dan mengalami siklus daur ulang alami. Jadi, secara
normal jumlah air bersih yang ada itu konstan. 

Air Bersih

Trus, kita lebih
sering dengernya itu air bersih
.” Iya ngga sih?

Kalau ku pikir-pikir.
Air bersih merupakan sebutan bagi air yang dapat dimanfaatkan manusia untuk
memenuhi kebutuhan. Air bersih umumnya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga
dan industri seperti restoran dan penginapan.

Untuk mendapatkannya,
bisa diperoleh dari air tanah dangkal dengan penggalian lalu
dibuatkan sumur. Kemudian ada juga air tanah dalam yang
merupakan cadangan air tanah yang lebih baik. Kualitas dan kuantitasnya tidak
dipengaruhi musim dan bebas dari bakteri.

“Lalu apakah semua air
didunia ini masih kurang?”

Tentu tidak, tapi perlu
kamu ketahui, meskipun 2/3 bumi kita ini terdiri atas air. Namun, 97% air bumi
berada di laut dan samudra dalam bentuk air asin. Hanya 3% sisanya yang
merupakan air tawar yang sebagian besar membeku pada es di kutub.

Sehingga, tinggal
tersisa 1% persen saja air tawar dibumi yang tersebar dalam tanah, sungai, dan
danau diseluruh dunia. Diperkirakan hanya 0,5% saja air dibumi yang layak
diminum oleh manusia.

“udah mulai
kepikirannya?” 
sama aku juga. Tapi ini fakta lho.

Bagaimana Kondisi Air
Sekarang?


Aku merupakan seseorang
yang hidup cukup nomaden. Karena kedua orangtuaku berasal dari
daerah berbeda yang cukup jauh. Aku lahir di Gresik dan sempat tinggal disana
beberapa waktu kemudian pindah ke Surabaya.

Saat ini, keluargaku
menetap di Yogyakarta sementaran aku melanjutkan kuliah di Bandung, Tempat
nenek dari keluarga ayahku. Sesekali, aku juga mengunjungi kerabat yang berada
di Serang.

Dari keluarga ayah, ibu,
kerabat dan keluargaku, kami semua menggunakan air tanah untuk mencukupi
kebutuhan rumah tangga.

Ada kesamaan pengalaman
yang aku rasain disemua daerah tersebut. Dimana kian waktu udara kota
terasa semakin panas
 dan kering. Bandung misalnya, emang sih terasa
lebih dingin waktu masih shubuh sampe pagi gitu. Namun, pada saat
matahari telah muncul udara akan mulai terasa sangat panas.

Rupa-rupanya kondisi
gerah ini diakui oleh nenekku yang sudah puluhan tahun tinggal di Bandung.
Katanya benar, kian lama udara kota terasa semakin panas, cukup membuat rasa
tidak nyaman. Tidak seperti dahulu yang dingin dan sejuk

Satu lagi, kesamaan
pengalaman yang aku rasain adalah pernah kehabisan air untuk
kebutuhan rumah saat berada disemua kota tersebut.

Bahkan di Gresik, ibu
bercerita bahwa dulunya dekat rumah kakek ada mata air menyembur
yang dijadikan tempat mandi dan mencuci umum. Namun kini hilang seolah
tertimbun entah bagaimana, menyisakan bangunan pemandian yang masih bisa aku
lihat sampai sekarang.

Ibu juga bilang bahwa di
Gresik, dulunya banyak telaga yang sangat mudah dijumpai.
Namun, kini hampir tak bersisa berganti dengan perumahan penduduk pendatang.

Banyak yang bilang bahwa
berkurang dan hilangnya air adalah akibat dari sikap manusia yang hedonis dalam
menggunakan air. Tidak memerdulikan siklus alami daur air atau
bahkan malah merusaknya.

Udara yang panas juga
akibat dari semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan pabrik yang
menghasilkan emisi. Yang ternyata berdampak pada kuantitas dan kualitas air
karena perubahan iklim.

Dalam siaran #RuangPublikKBR pada 22 Mei lalu yang aku
dengarkan. Disampaikan banyak pemaparan salah satunya tentang penyebab krisis
air dan penurunan kualitas air.

Perubahan Iklim yang
terjadi dalam kurun beberapa waktu belakangan membuat ketersediaan air
bersih mengalami krisis.
 Menurut WHO, krisis air dunia terjadi akibat
dari perubahan iklim yang ekstrem. Perubahan iklim bisa berakibat pada kenaikan
temperatur, perubahan tekanan udara, dan curah hujan.

Aku pernah membaca
sebuah jurnal dengan studi kasus west bank, Palestina. Dimana air tanah
merupakan sumber utama air bersih. Didapatkan kesimpulan bahwa ketersediaan
air tanah dipengaruhi oleh temperatur udara
 dengan menurunnya
prestisipasi. [1]

Krisis Air Bersih
Indonesia

Aku keinget saat lebaran 2018 lalu di Gresik, ketika keluarga besar kami
berkumpul di rumah kakek, air kran tidak mengalir karena sumur kering. Keluargaku
yang baru tiba malam itu tidak bisa mandi setelah perjalan jauh dan akhirnya
harus menumpang dahulu di langgar dekat rumah untuk bersih-bersih. 

*Huft sedih banget…

Akhirnya kami memutuskan
untuk membeli air malam itu juga. Pakdhe sampai harus menunggu
hingga dini hari, tank air yang secara kolektif kami pesan dengan orang lain
agar bisa mandi saat esok berhari raya.

Kata pakdhe ini
bukan kali pertama rumah kakek kehabisan air. Biasanya pakdhe hanya membeli
pada tukang jirigen keliling yang lewat. Setiap hari hingga sumur kembali
berair. Namun, kali ini harus memesan tank air karena kebutuhannya banyak. Kami
menampung air dalam gentong besar, bak mandi, dan semua ember yang ada dirumah.

Kalau ku renungkan,
sedih rasanya membayangkan bagaimana sewaktu ibu kecil, air masih melimpah di
tanah Gresik ini. Telaga dengan mudah dijumpai diberbagai
penjuru. Bahkan, mata air juga menyembur dengan deras didekat
pemukiman.

Namun kini, hanya
terpaut satu generasi aku lahir dan tumbuh. Pemandangan dan
pengalaman itu tak lagi kujumpai. Bahkan berbalik dimana terkadang kami harus
mengalami kekeringan hingga harus membeli air.

Dalam siaran #RuangPublikKBR juga disampaikan masalah ini
krisis air ini. 

Bahwa di Indonesia
sendiri,Cadangan air bersih akan semakin langka di Pulau Jawa, bali, dan
Nusa Tenggara
 hingga tahun 2030. Hal ini disampaikan dalam rencana pembangunan
menengah 2020-2024 oleh kementrian pembangunan nasional atau BAPPENAS. 

Di tahun 2020 ini
kekeringan diprediksi akan mengancam 10% daerah indoenesia atau setara dua kali
pulau jawa.[2]

Aku juga membaca berita
yang diterbitkan di laman LIPI pada agustus 2019, Jawa diprediksi akan
mengalami defisit air hingga tahun 2070 dengan proporsi luas daerah krisis air
meningkat hingga 9,6% pada tahun 2045.

Faktor terbesar penyebab
krisis air di Jawa adalah perubahan iklim yang membuat air lebih banyak
menguap ke udara.
 Hal ini memengaruhi keseimbangan neraca air di Pulau
Jawa. Keseimbangan neraca air ini berpengaruh pada kesediaan air yang
kebutuhannya semakin meningkat karena pertumbuhan penduduk dan perubahan tata
guna lahan. [3] 

Apa Dampaknya Apabila
Terjadi Krisis Air Bersih?

Aku pernah mengalami
sakit kulit saat tinggal di asrama dahulu. Entah tertular atau bagaimana
asalnya. Dimana kulit terasa sangat gatal dan jika digaruk terus menerus akan
berair.

Pengobatannya juga harus
disiplin dan telaten dalam merawat kulit, nggaaak nyaman sekali rasanya waktu
itu. kata dokter, itu disebabkan karena kurangnya kebersihan kulit dan benda
yang kerap bersentuhan dengan kulit.

Waktu itu emang asramaku
sering mati air. Sehingga aku dan teman lainnya, beberapa kali terpaksa cukup
mandi sehari sekali, padahal tubuh kami aktif bergerak dan berkeringat.
Lingkungan asrama juga menjadi jarang kami bersihkan dengan benar karena
kekurangan air untuk membersihkannya.

Krisis air bersih tentu
merupakan masalah serius yang memiliki dampak negatif yang besar. Karena
air memiliki peran vital yang tak tergantikan dalam kehidupan. Maka tentu akan
berdampak buruk apabila tidak terpenuhi dengan cukup. Dari mulai penyakit
ringan hingga membawa penderitanya pada kematian

Penyakit Akibat Krisis
Air Bersih 

Kalau kita pikirkan
bersama, kesediaan air yang terbatas pasti bakal langsung ngurangin tingkat
kebersihan suatu lingkugan masyarakat. Karena kan, setiap kegiatan
yang membutuhkan air akan ditunda atau dilakukan sekadarnya. Dari situ, kita
akan aware dan sadar. Penyakit “mengintai” saat krisis air
adalah penyakit kulit dan pencernaan.

Menurut dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam. Penyakit diare akan
meningkat seiring dengan kurangnya kesediaan air bersih yang digunakan untuk
mencuci dan memasak segala kebutuhan pangan.

Ketika seseorang
menderita diare, maka dia harus meminum banyak cairan dengan tujuan mecegah
terlalu banyak elektrolit yang hilang dari tubuh. Kehilangan banyak
cairan dan elektrolit akan mengganggu fungsi ginjal
 yang dalam tingkat
akut menyebabkan kematian.[4]

Penyakit kulit terutama
jamur sangat berpotensi terjadi, terlebih pada negara tropis seperti kita.
Kulit akan lebih banyak berkeringat. Kulit yang kotor, berkeringat dan
lembab sangat mudah terserang jamur.
 Terutama derah lipatan. Mandi
teratur dan rajin berganti pakaian adalah cara sederhana untuk menghindari
infeksi jamur pada kulit. 

Masalah Ekosistem

Ini masalah yang tak
kalah penting menurutku.

Berkurangnya air yang
merupakan komponen abiotik dalam ekosistem tentu sangat mempengaruhi komponen
biotik seperti hewan dan tumbuhan. Dimana manusia sangat membutuhkan keduanya
sebagai sumber pangan. 

Berkurangnya air
permukaan, juga akan membuat lahan basah berkurang dan
mengurangi kesuburan tanah sehingga tumbuhan tidak tumbuh dengan baik bahkan
mati. Hewan akan mengalami kelaparan akibat tumbuhan yang mati. Pada akhirnya,
dapat berakibat pada meningkatnya angka kelaparan karena berkurangnya tumbuhan
dan hewan.[5]

Apa yang bisa kita
lakukan untuk menghemat air?

Sebagai masyarakat yang
secara langsung menggunakan air dalam kehidupan sehari-hari. Sudah sepatutnya
aku, kamu, dan kita semua menggunakan air secara bijaksana dan
bertanggungjawab. Dengan demikian kita dapat membantu meminimalkan musibah
krisis air dan menjaga kelestarian hingga generus anak cucu kita kelak.

 

Menghemat Air #dirumahaja

Selama pemberlakuan WFH
a.k.a #dirumahAja. Penggunaan air kita akan relatif meningkat. Oleh karena itu,
diperlukan kesadaran bersama untuk berupaya melakukan penghematan. Tentu ada
banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menghemat air dan mencegah faktor
terjadinya krisis air. Berikut beberapa contoh mudah yang bisa kita praktikan.


Kiat menghemat air dari rumah

1.    1|Perhatikan Kranmu!
Terutama saat cuci tangan, menyikat gigi, dan ketika mengisi bak air

Kran
digunakan untuk mendapatkan air dari sumber yang telah dibuat, tentu kita
setiap hari memegangnya. Sadarkah bahwa awal dari pemborosan air adalah
karena kita tidak peduli dengan kran air kita
, terutama saat menggunakannya
dalam waktu lama atau mengisi sesuatu.

Mengisi
bak hingga penuh sering dilakukan untuk menjaga kesediaan air apabila suatu
waktu terjadi masalah seperti penyumbatan atau mati listrik. Akan tetapi,
seringkali kita terlupa dan berlama-lama membiarkan air tumpah ketika bak penuh
dan tidak bersegera mematikannya. Tentu ini merupakan suatu pemborosan apabila
menjadi kebiasaan!

Kamu
tidak membutuhkan air saat sedang mencuci tangan dan menggosok gigi kan?

Seringkali,
kita membiarkan kran mengalir begitu saja tanpa kita gunakan saat sedang
membersihkan tangan atau gosok gigi. Bahkan menurut penelitian kita bisa membuang
hingga enam liter air
 dalam sekali menggosok gigi.

Tips: setelah mengisi bak hingga penuh gunakan ember atau wadah
kecil
 sebagai tampungan setiap saat ketika kita membutuhkan air. Hal
ini akan mengurangi intensitas kita dalam pengisian bak dan meminimalkan
pemborosan.

Matikan kran saat kita menyabuni tangan dan menggosok gigi, baru nyalakan
saat hendak membilas dan berkumur. Ini efektif untuk menghemat air.

2|Gunakan Gayung

Dari judul point mungkin
kamu akan bertanya-tanya, bagaimana mungkin? Menggunakan gayung untuk menghemat
air. Tapi semakin lama peran benda ini kian terganti dengan banyak
sistem lainnya
 terutama yang saat ini sering digunakan yaitu sistem
flush.

Menggunakan flushing
memang memudahkan kita saat membersihkan bekas buang air. Tapi perlu kamu
ketahui, flushing yang sering kita gunakan seringkali mengeluarkan air berlebih
daripada yang dibutuhkan.

Dalam sehari ada
sekitar 2,5 galon air terbuang
 karena penggunaan flushing. Bayangkan
akan berapa banyak air yang terus terbuang jika kita terbiasa selalu
menggunakan flushing?

Maka mari kita mulai
kembali penggunaan gayung sebagai upaya penghematan daripada menggunakan flush.
Setelah selesai buang air, siapkan wadah atau kran sumber air untuk mengisi
gayung kita dan siramkan pada bekas buang air.

Tips: Kamu bisa
menyiramnya saja dengan gayung karena ini lebih menghemat air. Gunakan flush
hanya saat kita sedang terburu-buru atau tidak ada air yang dapat digunakan
untuk menyiram. Tapi jangan lupa untuk selalu siapkan ya.

3| Berhemat saat mandi

Salah satu yang menjadi
masalah adalah penggunaan dengan hedonis air dalam memenuhi kebutuhan.
Kebiasaan menggunakan air saat mandi secara berlebihan dan kurang terkontrol
membuat air banyak terbuang. 

Berhemat saat mandi
merupakan cara sederhana dalam menghemat air. Karena kalau kita pikir-pikir
penggunaan air untuk mandi merupakan yang terbesar dari kebutuhan lainnya.

Oh iya, kurang-kurangi
mandi menggunakan bathtub! Karena banyak sekali air yang digunakan untuk
memenuhi bathtub hingga dapat digunakan untuk berendam. Bahkan setelahnya, kamu
masih membutuhkan air untuk membilas tubuh. Mandilah dengan gayung atau shower,
ini akan lebih menghemat air yang kamu gunakan. 

Tips: pakailah sabun,
shampoo, dan menyikat gigi dalam waktu bersamaan. Sehingga hanya membutuhkan
satu kali bilas untuk membersihkan semuanya.

4|Gunakan lebih sedikit
sabun

Selama WFH, mencuci
menjadi salah satu pengisi waktu dimana sebelumnya banyak benda yang ingin kita
bersihkan namun terkendala jadwal yang padat. Ketika membersihkan suatu benda
tentu kita menggunakan bahan lain seperti detergen.

Bagaimana penggunaan
detergen bisa menghemat air?

Bahan pembersih yang
kita gunakan tentu butuh dibilas diakhirnya. Gunakanlah sedikit detergen,
karena semakin banyak detergen yang kita gunakan semakin banyak air
yang diperlukan
 untuk membilasnya.

Tips: tuang detergen
terlebih dahulu pada ember yang akan digunakan untuk merendam dan membersihkan
pakaian, sepatu, atau lainnya. kemudian isi dengan air kran yang mengalir cukup
kencang. Ini akan membuat busa detergen lebih melimpah, hanya dengan sedikit
saja. 

5|Atur Keperluan
Menyirammu

Selain mencuci pakaian,
mencuci kendaraan atau menyiram tanaman juga menjadi kegiatan pengisi waktu.
Akan tetapi, tahukah kamu bahwa secara tidak sadar melakukan pemborosan air
saat sedang menyiram kendaraan maupun tanaman.

Tips: Siramlah tanaman
di pagi hari
, hal ini karena suhu udara di pagi hari relatif belum terlalu
panas sehingga akan lebih sedikit air yang menguap ke udara dan lebih banyak
yang akan diserap oleh tumbuhan. Suhu udara malam hari memang juga dingin,
tetapi hal ini tidak dianjurkan karena berpotensi menumbuhkan jamur.

Ketika mencuci
kendaraan gunakan selang bertekanan tinggi. Hal ini dapat menghemat
hingga 80% penggunaan air. Jika tidak memiliki selang bertekanan tinggi,
alangkah lebih baik kita mencuci kendaraan kita di tempat cuci saja yang sudah
menggunakan selang bertekanan. Terlebih jika menggunakan PAM sebagai sumber
air. Biaya dan tenaganya akan lebih hemat.

6|Gunakan Kembali Airmu!

Banyak lho, penggunaan
air harian rumah kita yang sebenarnya masih dapat dimanfaatkan kembali untuk
berbagai kebutuhan lainnya. salah satu contohnya adalah air bekas cucian bahan
makanan seperti sayur, buah, dan beras. Kita dapat memakai air sisa cucian yang
masih relatif bersih untuk keperluan menyiram tanaman! Ini yang sering ibu gw
biasakan pada semua anak-anaknya.

Selain membagi tugas
rumah untuk semua anaknya ibu juga membiasakan kami berhemat dalam
menggunakan sumber daya
 saat menjalankan tugas, termasuk penggunaan
air. Setiap ada anaknya yang akan mencuci bahan makanan. Ibu meminta kita untuk
menampungnya dan menyiramkan nanti pada tanaman di halaman.

Tips: Kita dapat secara
konsisten menampung air bekas cucian tadi dalam wadah, kemudian gunakan untuk
keperluan menyiram seperti ketika buang air, atau menyiram tanaman.

7 |Yuk Bangun Siklus
Alami Air rumah Kita

Memerhatikan distribusi
air rumah kita juga penting dilakukan untuk menghemat air. Pastikan setiap
jalur perpipaan rumah berfungsi dengan baik dan tidak ada kebocoran.
Jika terjadi kebocoran segera perbaiki agar tidak semakin banyak air yang
terbuang percuma.

Jika menggunakan air
tanah sebagai sumber air, kita dapat memakai pompa otomatis untuk
menaikkan air
 ke tandon. Hal ini untuk meminimalkan air tumpah saat
tandon telah penuh sementara pompa masih terus menyala.

Selanjutnya buat
penampung air hujan
. Air hujan dapat lebih banyak dimanfaatkan untuk
kebutuhan kita. Terlebih pada kegiatan mencuci dan menyiram. Bahkan banyak
pihak telah melakukan upaya untuk menggunakan air hujan dalam memasak bahkan
diminum!

Terakhir kita bisa
membuat biopori dihalaman rumah kamu. Tahukah kamu, pembuatan
biopori merupakan salah satu cara sederhana untuk membantu siklus alami air.
Dimana air permukaan yang telah kita gunakan, akan dikembalikan lagi kedalam
tanah dan menjadi cadangan air tanah. sehingga dengan membuat biopori sederhana
dirumah, kita telah turut andil menjaga kesediaan air tanah!!

Tips: selama WFH ini
kita bisa banyak mencari informasi bagaimana cara membuat biopori, memperbaiki
pipa, bahkan membeli selang bertekanan secara daring!

Pengalaman Cara Efektif Menghemat Air

Trik efektif menghemat air

Pengalaman ini adalah
saat aku masih di asrama ketika SMP dulu. Aku tinggal dalam satu kamar besar
untuk 12 orang anak! dengan dua kamar mandi dibelakang. Kami semua memenuhi
segala kebutuhan air dari situ. Seperti mandi, mencuci, dan mengepel lantai. 

Satu gedung memiliki
tiga lantai dengan empat kamar disetiap lantainya yang keseluruhannya
membutuhkan akses air. Pertama gw tinggal disana semua berjalan dengan
baik hingga perlahan musim penghujan berganti kemarau.

Pagi itu seperti biasa
kami bersiap untuk sekolah. Bergantian mandi, sarapan, dan melaksanakan piket
bersih pagi. Semua berjalan normal hingga beberapa temanku selesai mandi.
Sampai giliran aku yang mandi dan musibah itu terjadi. Ditengah mandi air dari
kran mati! Sialnya, hanya tersisa setengah ember untuk membilas semua sabun
dibadan. 

Aku hemaaat… supaya
air itu bisa membersihkan seluruh badan. Saat selesai, aku bilang ke teman yang
lain kalau air habis dan alhasil sebagian temanku berangkat sekolah tanpa
mandi.

Kejadian ini terus berlanjut
selama beberapa hari kedepan. Setelah diusut ternyata sumur air gedung
asrama kami mengering.
 Air hanya tersedia sesekali saja yang kadang
bercampur lumpur. Seperti keajaiban jika tiba-tiba kran menyala bersama air
bersih, hehe.

Akhirnya dengan bekerja
sama kami sekamar mencari air dengan membawa ember masing-masing. Beberapa
sudut sekolah seperti masjid dan kamar mandi GOR masih tersedia air. Tapi
karena jarak cukup jauh kami akhirnya melakukan penghematan air dan tenaga.
Dengan melakukan trik sederhana berikut.

Pertama, Mandi dan cuci
Piring

Trik pertama ini mungkin
agak sedikit tidak cocok dengan beberapa orang. Tapi sejauh yang sudah aku
coba, trik ini tidak membawa masalah apapun. Selama kita membersihkan dengan
baik setiap peralatan makan yang kita bawa.

Jadi saat aku hendak
mandi, aku membawa serta pelaratan makan untuk ditaruh dibawah badan
saat mandi.
 Dengan membasahi sedikit demi sedikit seluruh badan dengan
air. Peralatan makanpun juga akan basah. Kemudian aku membersihkan seluruh
tubuh dengan sabun, shampoo, sikat gigi segala macam, sekaligus mencuci
peralatan makan.

Terakhir bilas tubuh
yang sekaligus membilas peralatan dibawahnya. Setelah selesai mandi siram
peralatan makan
 perlahan dengan satu gayung, cukup untuk bilasan terakhir.
Hasilnya, aku bisa mandi sekaligus mencuci alat makan yang kotor. 

Kedua, Tampung Air Bekas
Wudhu Masjid

Karena hanya sumur
masjid dan beberapa tempat lain saja yang masih berfungsi baik. Masjid tidak
boleh kami gunakan mandi karena dikhwatirkan airnya akan habis juga, sehingga
hanya boleh buang air dan wudhu disana. 


Dilihat tuh, banyak orang yang berwudhu di masjid dan rasanya
sayang banget melihat air itu mengalir masuk selokan begitu
saja. Maka aku dan lainnya bergerak untuk menampungnya.


Air sisa wudhu relatif masih bersih dan dapat digunakan kembali. Ini kami
manfaatkan sebagai air untuk menyiram bekas buang air dan mengepel lantai.
Ember yang telah terisi penuh kami bawa kedalam kamar mandi masjid. Sehingga
ketika hendak buang air kami dapat menggunakannya untuk menyiram bekas
buang air
 dan bersuci dengan air bersih. 


Beberapa ember yang lain kami angkut bersama untuk digunakan mengepel
lantai kamar
 setidaknya 2 hari sekali karena sudah terasa lengket. Hal
ini tentu sangat mengurangi penggunaan air bersih secara lansung. 

Ketiga, Mencuci bersama

Ketika hendak mencuci
baju, aku akan bersama satu atau dua teman yang lainnya. karena kalau lebih
banyak akan lama bercandanya daripada nyucinya, hehe. Kami menggunakan
satu ember detergen
 untuk mencuci pakaian kami semua setelah
sebelumnya direndam dan dibilas dengan air dahulu masing-masing. 

Kemudian kami mencuci
pakaian kami sendiri. Setelah selesai kami akan membilas kembali pakaian kami
bersama dan terakhir dengan pewangi. Penggunaan detergen dan pewangi yang lebih
sedikit akan membuat penggunaan air bersih berkurang.  

Kita bisa melakukan tips
ini dirumah dengan memisahkan pakaian mana yang sekiranya
membutuhkan detergen atau pembersih ekstra dengan yang tidak. Karena dengan
mencucinya terpisah, kita relatif lebih mampu mengontrol penggunaan detergen
dan air yang digunakan membilas tidak terlalu banyak daripada jika semua
pakaian terkena detergen lebih banyak.

Nah itu beberapa contoh
perbuatan mudah yang bisa kita lakukan untuk menghemat air selama WFH
#dirumahaja. Serta pengalamanku dalam bagaimana menghemat air sehingga tetap
dapat mencukupi kebutuhan. 

 

Ajak Orang Lain Bersama Menghemat Air


Ajak orang lain untuk bersama menghemat air

Perubahan besar tentu dimulai dari
hal-hal yang kecil
terlebih dahulu. Setelah
memiliki pemahaman akan pentingnya menjaga kelestarian air, tumbuhkan kesadaran
untuk mulai bertindak mulai saat ini juga. Dimulai dari hal kecil #dirumahaja.
Kita tentu tidak bisa menyelamatkan bumi ini sendiri. Maka dari itu, ajak orang
lain untuk bersama bergerak.


Kita tentu tidak bisa menyelamatkan
bumi ini sendiri. Maka selanjutnya, mari kita sama-sama memulai dari diri dan
keluarga kita untuk bersama berhemat menggunakan air dan menjaga lingkungan
demi kesediaan air dimasa mendatang. 

Kita dapat mengajak dari
lingkungan terkecil
 yaitu keluarga, kemudian kerabat, dan teman-teman
kita. Informasikan kepada mereka pentingnya menghemat air dan langkah-langkah
kecil yang dapat dilakukan untuk menjaga ketersediaan air kita.

Sehingga semakin banyak
orang tergerak dan peduli
 dengan menghemat air. Semoga semakin
menambah kelestarian bumi kita. Mari bergerak bersama menuju
perubahan!


Sumber Tulisan:
   
Rate this article
5/5

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *